Rabu, 27 Mei 2015

Dia Orang Yang Gue Semogakan (Scane Satu)

Pukul sebelas malam.

Gue duduk dilantai Alfamart yang sudah tutup sejak pukul 10 tadi. Mata gue masih fokus ke jalan raya yang mulai sepi. Langit gelap tanpa bintang. Angin malam menusuk tulang rusuk. Sepi. Hening. Gue mendesah pelan. Lalu menghisap sebatang rokok dalam-dalam. Memberikan asapnya ke udara. Buyar. Hilang. Terbawa angin. Gue melihat ke samping kiri. Coklat Silver Queen masih terbungkus rapi. Gue nggak tahu kenapa tadi membeli coklat ini.

Pikiran gue hanya menerawang jauh. Kembali pada awal kami bertemu.

Gue nggak tahu harus kemana lagi.

SCANE #1
Gue dan dia bertemu di TM (technical meeting) Ospek Kampus. Saat itu dia akan mengikuti kegiatan Ospek Mahasiswa baru. Dia memakai baju warna putih, celana jeans hitam, rambutnya sebahu lebih, pipinya chubby, kulitnya putih bengkoang. Rambutnya yang dibiarkan terurai memberikan kesan seksi.

Dia bersama kelompoknya duduk bergerombol membentuk sebuah lingkaran. Ada beberapa hal yang sedang mereka diskusikan, terutama masalah barang yang akan mereka bawa. Acara ospek tahun ini (2014) diadakan di Bumi Perkemahan Cakra Pahlawasri, Karanganyar, hampir sama dengan ospek-ospek tahun sebelumnya, konsep dan acarapun nggak jauh berbeda. Gue dan Dewan Eksekutif Mahasiswa senior hanya duduk dan mengawasi mereka dari depan.

Teman gue Ijah sekaligus Ketua Pelaksana Ospek, menyenggol bahu gue. “Kay lihat deh.” Ijah melirik dia yang sedang duduk tidak jauh dari kami. Di kampus gue suka dipanggil Rizkay.

“Kenapa?” tanya gue bingung.

“Cakep.”

“Iya, jidatnya eksotis.” Gue cengengesan. Waktu itu gue nggak kenal siapa dia. Setelah gue lihat daftar kelompoknya. Gue tahu, namanya adalah Ningsih. Acara Ospek emang biasa dimanfaatin senior-senior jomblo untuk TP (tebar pesonan). Sekalian ngospek, sekalian nyari jodoh, pesan Ijah yang baru putus dari mantannya.

Pulang dari TM, temen gue Tulang BBM gue, dia bilang, dia naksir sama Ningsih. Dia juga minta tolong untuk mintain nomor telepon Ningsih dari teman sekelompoknya. Gue menghela napas. Waktu suka lucu. Dipertemukan, tapi harus mundur karena temen.

---

10 November.
Ospek berjalan dengan baik, tapi ada juga Mahasiswa baru yang sengak. Gue diceritain sama temen-temen kalo mantan Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa ditiup pakai asap rokok sama Mahasiswa baru. Anak kayak dia mungkin lahir dari batu, nggak pernah diajari sopan santun sama bapak ibunya. Mungkin otaknya ketinggalan nggak kebawa pas kesini. Bahkan temen gue bilang dia bawa mobil sendiri, pakaiannya rapi, pakai kaca mata hitam. Udah kayak tunanetra yang mau mijitin orang. Makhluk satu ini bahkan nggak mengikuti aturan Ospek yang panitia siapin. Sialan! 

Waktu itu gue dan senior yang lain sedang nggak ada ditempat kejadian. Jadi gue nggak hapal gimana makhluk kampret yang kurang ajar itu tadi. Teman gue yang emosi langsung ngusir dia pulang. Kami juga berencana ngikutin dia Ospek di tahun 2015. Paling juga kami goreng kalo tahu siapa orangnya.

Ditutup dengan Upacara Hari Pahlawan yang jatuh tanggal 10 November. Ospek Mahasiswa baru-pun akhirnya selesai. Tepat ditanggal itu juga gue berulang tahun. Selesai upacara gue langsung bergegas kabur. Gue tahu, pasti ada manusia-manusia sesat yang akan ngerjain gue. Baru juga setengah jalan, kepala gue udah dilempari tepung sama temen-temen. Ada juga teman yang nyiram gue pakai air bekas cebok. Dilempari es teh. Dan nggak ketinggalan, ada yang ngelempar gue pakai pete. Waktu itu gue mau pura-pura mati aja daripada harus berhadapan dengan pete kampret!

Sambil menunggus bus pulang, gue yang malas mandi akhirnya membersihkan sisa tepung dikepala dan bahu gue menggunakan air seadanya. Beberapa menit gue bersihin diri didepan kaca spion motor. Tiba-tiba Ningsih berjalan pelan ke arah gue, dia datang dengan baju lusuh karena ospek dua hari satu malamnya. Gue sempat kagum dengan jilbab yang dia pakai, Ningsih memakai jilbab berwarna ungu tua, dia juga membawa ember dengan banyak peralatan di dalamnya. Bagi gue, Ningsih lebih cantik pakai jilbab.

Ketika mendekat, Ningsih bilang. “Apa boleh?”

“Iya boleh kok,” kata gue canggung.

Ningsih lalu membersihkan kepala gue dengan hati-hati. Gue mikir jangan-jangan dia mau balas dendam setelah gue ngospek dia. Dia udah nyiapin telur busuk yang udah ada sejak 200 tahun yang lalu, setelah gue mau bilang makasih, dengan rasa balas dendam yang menggebu-gebu, dia akhirnya nyeplok telur dikepala gue.

Kenyataanya, dia hanya membersihkan sisa tepung yang masih menempel di kepala dan bahu gue. Dia tersenyum kecil. Gue makin canggung setengah mati.

“Kamu bus nomer berapa?” tanya gue basa-basi biar nggak canggung.

“Aku nomer 2,” jawabnya. “Kamu naik apa, Mas?”

“Aku naik motor.”

“Boleh bonceng?” tanyanya. “Suka mabuk kalo naik bus.”

Gue hening. Sadar. Kemudian melanjutkan. “Eh, maaf. Tapi aku sudah sama temen.” Lagi-lagi, waktu emang keren. Setelah ospek yang melelahkan ini. Gue dan dia tetap nggak bisa naik motor bareng. Sekali lagi, waktu belum berkonspirasi untuk gue dengan dia. Jujur gue nyesel. Tapi mau gimana lagi, masak iya temen gue mau gue tinggal.

Gue cuma bisa menghela napas panjang. Kali ini rasanya sesak.

Pulang dari Ospek, hujan turun dengan deras mengakhiri perpisahan kami berdua.




SCANE #1 CLOSING

Jumat, 22 Mei 2015

Jika Kalian Manusia Seharusnya Kalian Paham

22/05/2015 : 00.05 – 00.51

Gue Rizky Tabalema.

Dengan ini gue akan menyampaikan segala keluh kesah gue sebagai manusia.

Yang pertama! Gue nggak pernah tahu dimana salahnya manusia untuk jatuh cinta. Dimana salahnya gue nggak tahu. Gue nggak bisa mengatur hati gue untuk jatuh cinta sama siapa. Gue ketemu siapa lalu jatuh cinta sama siapa. Gue nggak tahu! Bisa aja gue ngedeketin salah satu teman kalian, dan gue malah jatuh cinta sama dia. Ya, keliatannya konyol. Kalo gue dikatain bego, playboy, atau brengsek, itu jauh lebih baik daripada gue nggak boleh jatuh cinta sama sekali. Emang ada manusia yang nggak mau jatuh cinta? Ada! Mereka yang terlalu banyak disakiti muak untuk memulai hubungan baru dengan perasaan cinta. Gue juga sama. Nggak pernah mau jatuh cinta.. tapi gue bisa apa kalo Tuhan bilang. “Jatuh cinta sama dia sekarang!”

Gue bisa apa?

Ke dua. Hubungan yang awalnya salah belum tentu berakhir dengan salah. Gue adalah orang yang berusaha mati-matian untuk berjuang jadi yang paling hebat di depan dia. Keliatan tangguh di depan dia, aslinya sakit banget. Makin jatuh cinta makin sakit. Sialan! Gue nggak pernah ngira kalo jatuh cinta itu sesakit ini. Untuk mengakui orang yang sangat gue sayang, gue harus berjuang banyak. Gue nggak cemen lalu nyerah ditengah jalan kayak kalian. Jadi gue mohon, ketika gue salah, dukung gue, jangan cemoh gue yang berusaha sebaik mungkin untuk sebuah hubungan yang sangat gue inginkan dimasa depan bersama dia.

Ke tiga. Mengertilah! Gue cuma butuh waktu untuk dimengerti. Bukan terus ditinggal-ditinggal, dan terus ditingal semakin jauh. Kasih waktu ke gue untuk ngejelasin ke kalian semua yang nggak mau ngerti gimana sakitnya jatuh cinta tanpa restu kalian. Kalian itu penting bagi dia. Apa yang penting bagi dia, pasti akan gue usahakan untuk penting bagi gue. Karena apa yang dia rasakan, lebih penting dari apa yang gue mau. Dengerin ya, kalian semua cuma ngeliat, tapi gue yang ngerasain. Gue ngerasain tiap malam gimana ngelalui semuanya tanpa tidur nyenyak. Gue setiap hari mikir kayak orang gila supaya upaya yang gue lakukan nggak sia-sia. Kalo pun berakhir dengan luka. Gue mau semua dari kalian tahu. Gue jatuh cinta sama dia. Dan karena kalian, gue ngerasa dia nggak bisa jatuh cinta sama gue. Ya kalian sejahat itu. Gue berdoa untuk dosa kalian.

Ke empat. Alasan gue jatuh cinta sama dia. Bukan karena gue nggak bisa ngedapetin temannya. Kalian semua punya otak untuk mikir-kan. Sekarang pikirin baik-baik. Temennya itu udah punya pacar. Dan gue nggak sejahat kalian semua yang ngedoain temennya putus dari pacarnya, dan nusuk dari belakang, padahal ngaku sebagai temennya. Gue nggak mau. Yang gue mau, dia murni sayang sama gue karena bagi dia gue mampu buat dia. Bukan nunggu kesempatan busuk untuk nusuk dia dari belakang. Satu hal lagi, gue juga pengen bahagia, apa iya gue harus nunggu temennya putus?! Mau sampai kapan?! Kalo dia udah bahagia dengan pasangannya yang sekarang kalian bisa apa. Gembel!

Atau kalian mikir gue ngedeketin dia karena ingin balas dendam. Kalian semua ini anak YETI ya?! Iya. Yang hidup di Pegunungan Himalaya. Kalian nganggep gue sebusuk itu. Apa nggak ada kaca dirumah kalian untuk ngaca. Kalian sama sekali nggak ngaca atas kesalahan dan dosa kalian. Kalo gue mau sama dia, itu karena gue sayang sama dia. Bukan karena balas dendam. Sekali lagi, gue laki-laki yang nggak secemen kalian.

Gue harap otak kalian punya nutrisi cukup untuk mencerna kata-kata gue!

Kalian nggak tahu kan, dia bikin gue nyaman. Dia lucu, menarik, perhatian, konyol, kekanak-kanakan. Dan kalian semua nggak tahu kan, bahwa dia adalah orang yang bantu bersihin tepung dikepala gue pas gue dikerjain saat Ulang Tahun. Jelas kalian nggak tahu. Kalian kan anak YETI! Cuma bisa komentar. Dangkal!

Bagi gue dia bisa melengkapi apapun yang enggak gue punya. Bagi gue dia spesial. Tapi karena kalian, dia selalu sungkan ketika bersama gue. Kalian semua itu makhluk apa sih? KAPIBARA peranakan YETI?! Gue nggak pernah tahu kalo ada makhluk sejahat kalian! Kalian mau bilang gue yang brengsek. Gue yang egois. Bukan! Tapi kalian semua yang egois nggak ngasih waktu dan kesempatan ke gue untuk ngebuktiin ke dia kalo gue mampu.


Ke lima. Sekarang. Bagi gue. Dia adalah orang paling penting. Terserah kalian ngerti atau pura-pura nggak ngerti. Terserah. Hati gue udah remuk gara-gara kalian yang nggak benar-benar paham. Semoga aja kalian nggak ngerasain apa yang gue rasain. Gue akan nyerah? Lucu. Gue nggak akan nyerah karena kalian. Bagi gue, nggak peduli gimana ocehan kalian semua. Karena bagi gue, dia adalah yang terpenting. Dan gue selalu menikmati semua prosesnya bersama dia. Terimakasih untuk kalian yang nggak ngedukung dan nganggap gue aneh. Tapi, jangan sekali-kali kalian anggap dia aneh. Gue akan membenci kalian seumur hidup. Akan gue hapal semua nama kalian dan gue kutuk dalam doa! Ya, setiap hari.


Selasa, 05 Mei 2015

Permohonan Maaf Untuk Orang Yang Gue Sayang - Yang Tuhan Ciptakan Untuk Tidak Dimiliki


Gue duduk dilantai, didepan gue aplikasi MS Word terbuka tanpa tulisan. Masih kosong. Gue mau nulis apa masih bingung. Dan tiba-tiba atas mimpi buruk hari ini. Gue kepikiran dia, teman yang sekarang jadi sangat membenci gue atas hubungan yang menurut dia nggak baik. Sementara gue, tanpa kenal malu, keukuh untuk bertahan.

Dua minggu yang lalu, atau tepatnya ditengah bulan April 2015. Gue menjadi sangat dekat dengan dia. Sayang, gue dan dia harus berpisah. Gue terlalu besar kepala. Gue mengira apa yang gue rasakan juga dia rasakan. Nyaman yang gue rasakan, tidak  seperti yang dia rasakan. Bagi dia, hubungan yang kita jalani itu salah.

Dan gue terlalu brengsek untuk dia.

Dia adalah teman dari cewek yang dulunya gue suka. Gue menyerah kepada temannya karena temannya sudah punya pacar dari awal kita ketemu. Gue nggak mungkin berdoa supaya dia putus dari pacarnya. Gue nggak sejahat itu.

Lalu dia datang, dimana dia selalu ngehibur gue. Nggak butuh waktu lama untuk suka sama dia. Ketika gue butuh bahu untuk cerita, dia ada. Gimana pun gue bercerita, dia selalu mendengarkan cerita gue dengan ikhlas, tulus. Walau gue nggak pernah tahu, dia nggak nyaman didekat gue karena dia tahu, gue adalah orang yang awalnya menyukai temannya. 

Nggak bisa ngedektin temannya, bukan berati gue menjadikan dia pelampiasan. Sedikitpun gue nggak pernah berpikir kalo dia adalah pelampiasan. Karena bagi gue, dia adalah orang yang sangat gue sukai. Alasan kenapa gue sangat menyukai dia, karena dia menjadi sangat nyaman sekali bagi gue. Dia ngasih gue kenyamanan yang belum pernah gue terima dari siapapun selama bertahun-tahun ini. Gue luluh. Merelakan hati gue kepada dia.

Gue jatuh cinta sama dia. Jatuh cinta sangat dalam

Setelah usaha mempertahankan hubungan teman yang kami jalani. Gue dan dia berakhir jadi musuh. Dia menganggap gue musuh karena gue tidak bisa memegang amanat yang dia berikan kepada gue. Agak menyedihkan juga, gue sayang sama dia. Tapi dia sangat membenci gue.

Gue sedang ditegur Tuhan lewat dia karena tidak bisa menjaga amanat yang dia titipkan.

Gue sadar, usaha yang gue lakukan untuk mendapatkan hatinya adalah hal paling bodoh. Gue nggak sadar, kalo dia nggak pernah menganggap gue, karena baginya temannya adalah hal paling spesial. Sedangkan gue bukan apa-apa. Gue hanya perusak yang datang lalu ingin merebut hatinya.

Gue nggak menyalahkan dia yang memilih temannya. Hanya gue aja yang nggak tahu diri, nggak pernah peduli tentang bagaimana perasaan dia.

Suatu saat nanti ketika dia bersama orang lain, gue pasti akan terluka. Gue pasti akan nangis ngais tanah, atau mungkin nyayat tangan gue pakai silet tajam. Tapi gue nggak akan menyalahkan dia. Sedikitpun nggak akan. Karena gue tahu, dia akan lebih nyaman bersama orang baru yang menyamankan hatinya. Dan gue hanyalan orang usang yang membosankan.

Bagi dia mungkin gue adalah hal paling usang, brengsek, kepedean, dan bodoh bagi dia. Jadi bersama orang lain adalah cara menjauhi orang seperti gue. Gue cukup sadar walau rasanya sakit sekali. Sangat sakit sampai rasanya ngemis didepan dia bukanlah jadi hal yang berat.

Belajar dari Nobita di film Stand By Me Doraemon.

Hati gue jadi hancur berserakan. Kata-kata Nobita membuat gue semakin tidak bisa tidur pulas, sama seperti catatan ini yang gue tulis pukul 4 subuh. Gue terbangun karena bermimpi buruk. Mimpi jauh dari dia. Mimpi yang mulai dari malam ini hingga seterusnya akan jadi sebuah kutukan karena dia meninggalkan gue. Karena kebodohan gue. 

Jika dia nggak bahagia disamping gue, kenapa gue harus memaksa dia ada disamping gue. Bagi gue dia adalah hal paling menyamankan. Tapi untuk apa dia tersenyum, kalo hatinya terluka. Untuk apa dia tertawa seandainya hatinya berduka. Gue nggak mau jadi sekejam itu. Gue tidak pernah ingin dia mencintai gue karena gue sangat menyedihkan bagi dia. Walau akhirnya, dia mengasihani gue karena gue memang sangat menyedihkan. Gue hanya seperti anjing yang berlari ditengah-tengah hujan yang akhirnya berteduh dirumahnya. Sementara anjing itu dengan tidak tahu diri ingin tinggal bersamanya.

Gue sangat menyedihkan sampai diludahipun sangat nggak pantas.

Karena gue sangat menyayangi dia. Gue akan berdoa untuk kebahagiaannya dengan siapapun pilihannya. Dan gue hanya harus merelakan. Merelakan seseorang yang sangat gue sukai. Merelakan seseorang yang sangat ingin gue miliki seumur hidup.

Jujur, gue sangat sayang sama dia. Dia adalah teman terbaik yang membuat hati gue hidup lagi setelah bertahun-tahun lama sendiri. Gue sangat nyaman sekali sama dia. Bagi gue dia adalah rumah untuk pulang, rumah untuk bercerita, rumah untuk mengaduh, rumah untuk tertawa, rumah untuk bersedih, dan rumah untuk berdoa.

Sayang, gue bukanlah rumah bagi dia untuk pulang.

Semakin bersama dia, rasanya gue jadi semakin jatuh cinta sama dia. Perasaan kecil yang tumbuh jadi semakin besar, lebih besar dan terus membesar. Sementara dia, semakin mencoba bersama gue rasanya jadi semakin sakit. Sama seperti pisau yang dia tusukkan didadanya saat bersama gue.

Gue jadi sangat jahat memaksa dia bersama gue.

Gue pasti akan berdosa dan dikutuk keluarganya karena memaksa dia menyukai gue.

Cukup.

Gue nggak akan membuatnya terluka lagi!

Ironis. Gue menulis ini untuk orang yang sangat gue cintai setengah mati tapi dengan ikhlas harus gue relakan. Hahaha. Tertawa adalah obat paling hebat untuk patah hati meskipun hanya pura-pura.

Gue meminta maaf atas semua kesalahan yang gue buat untuk kamu. Gue nggak bisa melihat apa yang kamu rasakan sekarang. Gue terlalu egois, terlalu serakah sampai gue hanya mementingkan perasaan gue sendiri. Sementara kamu, harus terluka ngejalani semuanya sama gue. Dengan semua yang gue lakukan.

Tolong kutuk gue. Sumpahi gue. Karena cuma ucapan maaf yang bisa gue tulis. Umpat gue. Sumpahi gue untuk mimpi buruk setiap malam jika seandainya gue berani-berani ganggu hidup kamu dan teman kamu lagi.

Maaf karena brengsek di depan kamu.
Maaf karena udah ngecewain kamu.
Maaf untuk kebodohan gue.
Maaf untuk semua kesalahan yang gue lakukan.
Maaf.