Rabu, 11 Mei 2016

Kayuhan Sepeda Tua (Part 1)



.
Di awal bulan Desember 2015, sepulang dari acara susur pantai di Jogja, gue dan dia kembali mengobrol seperti biasa. Setelah dua minggu tidak saling menghubungi masing-masing, entah keajaiban apa yang terjadi, gue dan dia berhasil berbaikan. Semesta mungkin sudah lelah, ngeliat gue dan dia berantem terus.

Awalnya kami emang ngobrol seperti biasa, tapi karena ada satu hal yang mengganjal, gue pun bertanya kepada dia. "Jadi sekarang itu kita ngapain ya?" Tanya gue di warung bakso langganan gue. Dia sedang menyeruput kuah baksonya yang kental dengan sambal.

Dia menatap gue bingung.

"Iya kita itu ngapain? Dulu kamu pernah tanya kan kalo kita itu sebenarnya ngapain. Sekarang gantian aku yang tanya, kita itu sebenarnya ngapain?" Gue kembali memperjelas.

"Aku masih gak tahu." Katanya bingung.

"Kamu gak tahu sama perasaan kamu atau sama yang lain?"

"Aku sayang kok sama kamu. Tapi aku tadi ketemu dia, jadi aku sungkan lagi sama dia, sama kamu juga." Dia berkata dengan tatapan muka memelas.

Gue memundurkan duduk, menatap dia dengan serius. "Sampai hari ini saya masih sayang sama kamu. Nggak tahu kenapa perasaan saya sama kamu masih aja sama. Bahkan ketika 2 minggu kita gak tahu kabar masing-masing saya masih sayang sama kamu. Ngeliat kamu yang sekarang, aku kayak ngeliat mata ibu dari anak-anak ku nanti." Gue berkata serius, dia ketawa kecil.

Lalu gue melanjutkan. "Tapi aku gak bisa cuma jadi temen kamu. Aku gak bisa nunggu dan nunggu lagi kayak waktu dulu, aku gak bisa. Aku gak bisa lihat kamu jalan sama orang lain. Rasanya sakit aja."

"Terus maunya kamu apa?" Dia balik bertanya.

"Ya pacaran lah, orang aku sayang sama kamu!" Kata gue tegas. Biasanya, dalam acara sinetron atau film-film, pas adegan cowok nembak cewek itu selalu diisi dengan hal-hal dan bau-bau yang romantis. Kali ini beda banget, gue udah kayak kondektur yang lagi nagih duit ongkos ke penumpang. Gue memberikan tatapan kepada dia yang seandainya bisa ngomong. Mungkin gini jadinya. "Bayar lo! Kalo gak gue lempar lo keluar!" Percayalah Man, kadang nembak cewek agak maksa itu ngaruh. 99% ngaruh banget. Percaya~lah!

Dia hening, belum memberikan jawaban.

Bersambung ~ (part II)


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar