Sabtu, 25 Januari 2014

Love Is Zero

Sapri telah jatuh cinta kepada Ningsih sejak ia duduk di bangku PAUD. Sayang, sampai Sapri masuk ke Universitas-pun, Sapri engga pernah bisa bilang sama Ningsih kalo dia jatuh cinta sama Ningsih saat pertama kali dia bertemu. Saat itu Ningsih sedang membeli batagor, Ningsih memilih batagor secara anggun. Jangan salah, sewaktu PAUD, milih batagor itu perjuangan. Sapri yang mengamati Ningsih berjam-jam langsung jatuh hati.

Cinta anak kecil memang aneh.

Hal paling bodoh yang dilakukan Sapri adalah; Sapri TULUS, merelakan masa mudanya untuk tidak jatuh cinta kepada siapapun, kecuali kepada Ningsih. Hatinya sudah tertancap disitu, di hati Ningsih yang paling dalam. Walaupun Ningsih engga! Sapri menganggap, itu semua adalah sebuah ketulusan, sebuah keikhlasan untuk mencinta seseorang yang (Sapri harap) akan jadi orang pertama dan terakhir untuk dirinya. 
Itu cuma alibi! Sapri sebenarnya nggak laku!

Rabu, 22 Januari 2014

Cinta Dalam Kode

Sewaktu malam, hujan turun dengan pasukannya. Rintik-rintik. Tapi lama reda. Dan di tempat lain, di dalam sebuah rumah kecil yang hangat dan nyaman, ada pasangan baru (Ningsih dan Sapri) sedang bersantai sambil rebutan remot televisi. Ningsih pengin nonton acara campur-campur. Sapri pengen nonton acara OVJ karena kembarannya ada disana (Andre Taulahkemana). Karena Ningsih gak mau ngalah, siaran OVJ langsung di hapus dari chanel favorit. Sapri cuma bisa menghela napas, sambil makan roti coklat sisa kerabmaru (kenal akrab mahasisa barkelanjut) kemarin minggu. Nyam-nyam-nyam Sapri makan terus sampe perutnya mules.

Sementara hujan masih saja turun.

30 menit kemudian. Ningsih mulai bosan dengan acara televisi yang dia tonton. Alhasil Ningsih pun duduk di samping Sapri yang dari tadi keliatan nahan boker karena roti sisa kerabmaru itu ternyata sudah basi 2 jam yang lalu. Alias Expired. Merasa kasihan, Ningsih mengambilkan air putih. Ningsih juga mengingatkan. “Sayang, minumnya pelan-pelan jangan sampai botolnya ketelen.” Ningsih tau kalo Sapri suka keselilitan botol.

Sapri manggut-manggut sambil megangin perutnya yang masih tetep mules.

Gak ada kerjaan, mereka berdua akhirnya langsung mengobrol panjang lebar.

Deskripsi Tolol Tentang Cinta

*MENURUT GUE* 
CINTA itu gak mirip film FTV yang endingnya selalu bahagia. 
CINTA gak mirip film bioskop, dimana orang mati bisa hidup lagi demi CINTA. 
CINTA gak mirip gula, yang selalu aja manis. Ada juga CINTA yang mirip ketek, asem. Mirip garam juga ada, asin. CINTA itu lebih mirip sama permen nano-nano, manis-asam-asin, enak rasanya.
CINTA gak mirip tag-linenya HONDA, one heart. CINTA selalu ada untuk hati yang berikutnya. Biar keren pakai saja YAMAHA, Semakin Terdepan untuk mengejar CINTA.
CINTA gak mesti cuma buat berdua, ada juga CINTA yang boncengan bertiga.
CINTA juga gak semestinya satu malam. Ada yang dua malam, tergantunng isi dompet.
CINTA gak mirip kopi yang selalu aja hitam. CINTA bisa juga jadi susu yang kental dan enak.
CINTA itu mirip barang, siapa yang laku pasti dapat pelanggan. Siapa yang gak laku, selalu aja merana disabtu malam.
CINTA itu CINTA. Cewek CINTA cowok. Cowok CINTA cewek. Kalau ada cowok CINTA cowok, berati mereka berdua homo. Dan itu bukan gue.

CINTA itu mirip kentut, lebih baik dikeluarin daripada jadi penyakit. Kalau takut jatuh CINTA, yaah lebih baik kentut aja deh.
CINTA memaksa gue move-on walaupun sebenarnya gue gak mau. CINTA membuat gue galau berminggu-minggu. CINTA juga mengajarkan gue untuk nari pemanggil hujan ketika sabtu malam.
CINTA mengajarkan banyak hal, dari sakitnya putus sampai nikmatnya berCINTA.

CINTA bisa turun dari mobil baru turun ke hati. CINTA bisa turun dari dompet lalu turun ke tampang.
CINTA itu gak buta, buktinya dia bisa bedain. Mana yang HONDA Beat dan mana yang HONDA Jazz. Kalau cewek lebih suka sama cowok yang bawa mobil. Seharusnya supir angkot bisa jadi playboy.
CINTA itu gak buta, tapi ada kalanya CINTA itu, kadang salah melihat.

Selasa, 21 Januari 2014

Aku Sama Tara

SEWAKTU kelas 5 SD gue jatuh cinta sama Tara.

Tara adalah cewek manis yang gue temui ketika main sepak bola di lapangan dekat rumah. Ketika gue main sepak bola di lapangan, Tara selalu ngeliat gue nangkring di bawah mistar gawang. Gue memang biasa jadi kiper kalo main bola. Kiper, atau anggap aja jongos yang suka lari-lari mungut bola kalo ada tendangan lawan melenceng.
Ya, jari mereka emang jempol semua.

Cara yang gue lakukan untuk PDKT sama Tara terkesan wajar banget untuk semua kaum cowok. Dan gue percaya, pada zaman gue, cara ini terbukti ampuh. Karena banyak temen gue yang pacarnya cakep-cakep. Itu semua karena cara PDKT mereka sama.

Cara itu adalah; pura-pura alim.