Beberapa orang kadang terlalu naif, mereka ingin melupakan
orang yang mereka sayang tanpa melakukan usaha lebih. Bukannya itu namanya
pecundang. Bagi seorang laki-laki yang membiarkan yang dicinta pergi itu sama saja
melepas tulang rusuk kiri yang sudah lama mereka cari.
Takut dikatain alay? Lebay? Lalu, mana yang lebih alay dan lebay. Laki-laki yang berjuang untuk cintanya, atau laki-laki yang foto pakai tongsis? Gembel-lah sama kata-kata itu. Balik
lagi sama diri masing-masing. Bukannya sudah menjadi kodrat seorang laki-laki
untuk mencari. Mengejar wanita yang dia ingin. Dan sudah menjadi kodrat wanita juga untuk duduk rapi, jaga image, biar yang ngejar makin semangat. Kalo yang dikejar sekarang belum
percaya sama kamu dan belum mau usaha bareng kamu. Kamu mau nyerah? Cemen. Apa terlalu
gengsi, takut dihina, karena terlalu sering usaha sendiri? Emang mau usaha sama
siapa kalo nggak dari diri sendiri? Sama temen? Emang pas udah jadian mau
dibagi setengah-setengah sama temen, kan enggak.
Kalo sekarang harus usaha sendiri, nggak papa, nggak masalah.
Mau dihina. dicaci, terima aja. Telinga, nggak lebih besar dari hati kita. Cukup
berbesar hati, sama sedia es, untuk ngompres kepala. Setelah itu nikmati
hasilnya nanti. Dia yang kamu kejar pasti juga melihat usahamu.
Jangan takut, Tuhan nggak sejahat itu.